Manokwari, 27 November 2025/6 Jumadil Akhir 1447 H, Pemerintah Kabupaten Manokwari melalui BPBD Kabupaten Manokwari menggelar apel kesiapsiagaan bencana di halaman ex Kantor Bupati Manokwari, Kamis (27/11/2025) Jalan Pahlawan Manokwari.
Bupati Manokwari, Hermus Indou, S.IP., MH. bertindak sebagai pembina apel menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menghadapi potensi bencana.
Apel kesiapsiagaan yang digelar di pagi yang cerah ini diikuti oleh organisasi perangkat daerah (OPD) seperti Dinas Kesehatan, Satpol PP dan Damkar, Dinas PUPR dll, serta organisasi kemasyarakatan dibawah koordinasi BPBD Kabupaten Manokwari seperti ORARI, RAPI, PMI, Relawan KSBK Inggramui dan Senkom Mitra Polri Kabupaten Manokwari sesuai undangan Sekda Manokwari nomer 000.1.5/431 tanggal 24/11/2025.
Hermus Indou Bupati Manokwari mengawali arahannya menegaskan bahwa “Bencana adalah urusan bersama. Penanggulangan bencana tidak bisa hanya dibebankan kepada satu instansi saja,” ia menekankan perlunya sinergi antara Pemerintah Daerah, TNI/Polri, dunia usaha, akademisi, media, serta masyarakat dalam membangun kesiapsiagaan yang kuat. Ego sektoral harus dihilangkan karena keselamatan warga Manokwari merupakan prioritas tertinggi.
Hermus mengeluarkan empat instruksi strategis dalam menghadapi cuaca ekstrim yang diperkirakan akibat curah hujan akan semakin meningkat (Hidrometeorologi) yang wajib harus segera ditindak lanjuti.
Bencana hidrometeorologi adalah bencana yang diakibatkan oleh aktivitas cuaca seperti siklus hidrologi, curah hujan, temperatur, angin dan kelembapan. Bentuk bencana hidrometeorologi berupa kekeringan, banjir, badai, kebakaran hutan, longsor, angin puting beliung, gelombang dingin, hingga gelombang panas.
Instruksi Hermus diantaranya adalah, Pertama, beliau meminta seluruh pos siaga bencana segera diaktifkan kembali dan dipastikan siap beroperasi. “Siapkan personel yang kompeten dan siaga 24 jam. Jangan sampai saat bencana datang, alat macet atau personel tidak ada di tempat,” ujarnya.
Kedua, Hermus Indou memerintahkan seluruh kepala distrik (kecamatan) untuk segera menggelar apel kesiapsiagaan di wilayah masing-masing tanpa menunggu instruksi lanjutan. Kepala distrik diminta memetakan titik rawan dan memastikan masyarakat memahami jalur evakuasi.
Ketiga, Hermus Indou menekankan bahwa mitigasi bencana harus menjadi budaya, bukan kejutan. Ia mewajibkan pelaksanaan simulasi bencana secara rutin minimal satu kali dalam setahun untuk menguji kesiapan dan meningkatkan koordinasi antar instansi.
Keempat, memberi perhatian khusus pada dukungan anggaran penanggulangan bencana. Ia memerintahkan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD), dalam hal ini BAPPEDA dan BPKAD, memastikan alokasi anggaran memadai, termasuk Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk tanggap darurat. “Jangan sampai penanganan korban terhambat karena alasan ketiadaan dana,” tegasnya.
Nur Chasan Aidit Ketua Senkom Mitra Polri Kabupaten Manokwari yang hadir bersama beberapa personilnya menyatakan siap mendukung kesiapsagaan dalam menghadapi hidrometeorologi, berharap keadaan tetap aman agar Manokwari dijauhkan dari bencana. Namun apabila bencana itu datang, harus dipastikan kita semua sudah siap menghadapinya. Senkom Mitra Polri terus berusaha memetakan titik-titik kerawanan bencana dan mengedukasi warga terhadap kesiapsiagaan bencana melalui lembaga-lembaga yang ada seperti tempat-tempat ibadah maupun lembaga sosial lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar